(Asalkan Strateginya Tepat) Yang Kecil Bisa Mengalahkan Yang Besar
Setelah sekian lama, baru saya paham arti sebenarnya dari kata ‘strategi’ itu apa.
Ada yang bilang strategi itu visi & misi, padahal
bukan. Ada yang bilang, strategi itu cara untuk meraih apa yang diinginkan,
tapi jawaban tersebut belum terlalu memuaskan. Yang namanya ‘strategi’
seharusnya punya makna yang lebih dari itu.
Untunglah saya mulai menemukan pencerahan setelah membaca
kisah Daud vs Goliat.
Bagi yang belum pernah dengar, atau yang mungkin lupa
ceritanya, saya akan jelaskan dengan singkat. Btw, kisah ini menarik karena di
dalam ceritanya, pihak yang terlihat lemah bisa mengalahkan pihak yang terlihat
sangat kuat, dengan modal strategi yang tepat.
Jadi, sekitar abad ke 10 sebelum masehi, terjadilah
peperangan antara prajurit Raja Saul dengan prajurit Filistin. Daud adalah
putra dari Raja Saul. Sekalipun anak raja, kesehariannya Daud adalah seorang
penggembala. Sebenarnya saat itu, usianya masih terlalu muda untuk jadi
prajurit. Tapi karena nyalinya besar, dia boleh ikut ke medan perang.
Sedangkan Goliat adalah prajurit unggulan Filistin yang
paling ditakuti. Badannya besar, tingginya 2,7 meter, dilengkapi helm, baju zirah, dan
tombak yang makin menambah kesangarannya. Di tengah peperangan itu, Goliat
muncul dari kerumunan prajurit dan maju ke barisan terdepan. Sontak prajurit
Raja Saul mulai jiper ketakutan.
Tapi Daud yang kala itu masih minim pengalaman, justru
tertantang untuk melawan si Raksasa Goliat. Tentu saja ayah dan kakak-kakaknya
tidak mengizinkan. Terlalu berbahaya & berisiko. Namun, setelah melihat
Daud yang begitu on fire, akhirnya ayahnya mengalah juga. Dipinjamkanlah baju
zirahnya kepada Daud.
Akan tetapi Daud malah menolak menggunakannya karena baju
zirah itu terlalu berat untuknya dan justru bisa membuatnya lambat dalam
bergerak.
Pikir dia, kalau Goliat bisa maju dengan cepat dan mendekatinya,
baju zirah itu tidak akan membantunya banyak karena serangan dan pukulan Goliat
terlalu kuat. Akhirnya, Daud maju dengan pakaian seadanya, anggap saja pakaian
penggembala.
Sambil maju mendekati Goliat, Daud mengambil batu dan
melontarkannya dengan ketapel. Batu itu mengenai Goliat tepat di dahinya (head
shot) dalam waktu sepersekian detik tanpa memberikan kesempatan Goliat maju
satu langkah pun! Dengar-dengar sih, lontaran batu Daud berikutnya kena
kemaluannya Goliat juga, tapi kebanyakan sumber tidak menceritakannya. Mungkin
terlalu vulgar, atau terlalu ngilu untuk dibayangkan, hehe.
Setelah terkena lontaran batu, Goliat langsung tumbang dan
tak sadarkan diri. Saat itu juga Daud tidak menyia-nyiakan kesempatan. Dipenggal
lah kepala Goliat. Melihat jagoannya mati, gantian pasukan Filistin yang jiper
dan mundur ketakutan!
Strategi adalah tentang mengoptimalkan kekuatan untuk menyerang kelemahan lawan. Atau agar tidak terlalu terdengar offensive, kita bisa perhalus dengan: memanfaatkan kekuatan untuk mengambil keuntungan dari kondisi yang kurang ideal.
Dibanding Goliat, fisik Daud memang jauh lebih kecil, jauh
lebih lemah. Ia juga kurang berpengalaman, bahkan maju tanpa peralatan perang
yang memadai. Akan tetapi, ia memiliki keunggulan dalam kecepatan, dalam kata
lain, ia jauh lebih gesit, dan mahir menggunakan ketapel dengan tingkat akurasi
tinggi.
Sedangkan di balik tubuhnya yang besar, pergerakan Goliat
relatif lebih lambat, dan selidik punya selidik, helm perangnya gak full face!
Hehe. Inilah titik lemah raksasa itu. Dahinya jadi sasaran empuk di-ketapel-in,
dan respon tubuhnya terlalu lambat untuk menghidari kecepatan lontaran batu
tersebut.
Strategi Daud pun berhasil.
Strategi yang baik selalu berawal dari pemahaman yang baik
pula tentang kekuatan yang kita miliki sambil melihat celah, kesempatan, dan momentum
yang tepat untuk memanfaatkan kekuatan itu. Tentu hal ini tidak hanya berlaku
pada peperangan dalam arti sempit, tetapi juga pada persaingan-persaingan yang
kita hadapi sehari-hari dalam bidang dan kompetensi masing-masing.
Sebelum jaringan bisnisnya besar & luas seperti sekarang, dulunya Wal-Mart adalah Daud yang mampu mengungguli Kmart sebagai Goliatnya. Perusahaan raksasa IBM pun pernah kalah tender yang nilainya ratusan juta USD dengan sebuah startup berkaryawan puluhan orang saja.
Maka, buku dari Seth Godin yang judulnya "Small is The New Big" itu benar adanya.
Sebelum jaringan bisnisnya besar & luas seperti sekarang, dulunya Wal-Mart adalah Daud yang mampu mengungguli Kmart sebagai Goliatnya. Perusahaan raksasa IBM pun pernah kalah tender yang nilainya ratusan juta USD dengan sebuah startup berkaryawan puluhan orang saja.
Maka, buku dari Seth Godin yang judulnya "Small is The New Big" itu benar adanya.
So, para Daud yang sedang membaca artikel ini, siapa Goliat
kalian? :)
0 komentar: