Combine, Combine, and Combine!

20.28 tahta 0 Comments


Jika kreativitas itu sebuah agama. Pasti dalam kitab sucinya ada satu ayat yang bunyinya seperti ini: "Wahai orang yang kreatif, gabungkanlah 2 hal yang (jauh) berbeda menjadi satu."


Itu adalah salah satu pola kreativitas terpopuler yang sampai sekarang masih sering dipakai, dalam berbagai bentuk dan tujuan. Saya akan tunjukkan beberapa masterpiece yang sebetulnya dihasilkan dari teknik menggabungkan 2 hal yang berbeda menjadi satu.


Yang pertama datang dari ranah desain produk. Sebuah masterpiece buatan orang Indonesia. Inilah yang terjadi saat lampu meja digabungkan dengan wayang golek. 


What? 


Iya, wayang golek.

Namanya Lampu RUNA
Suami istri, namanya Noro dan Intan, yang sama-sama pencinta design, pada awalnya hanya memproduksi lampu meja standard, tetap bagus dan berkelas sih, tetapi belum benar-benar unik. Hingga suatu saat mereka terpikir untuk melakukan sebuah terobosan. Kebetulan juga, saat itu mereka mengetahui bahwa banyak pengrajin wayang golek di Subang yang sebetulnya sangat ahli memahat kayu tetapi kurang produktif.
Noro & Intan. Owner Lampu RUNA.

Akhirnya mereka merangkul para pengrajin tersebut untuk bersama-sama membuat lampu meja yang dikombinasikan dengan seni pahat kayu ala wayang golek, sehingga terbentuklah karakter-karakter yang menarik. Mereka namakan Lampu RUNA.

Lihat koleksi selengkapnya di sini ya.

Masterpiece berikutnya datang dari ranah periklanan. Sebuah campaign dari Faber Castell. Dengan cerdiknya, mereka menggabungkan pensil warna dengan objek-objek yang dekat dengan kehidupan kita. 







Pesan yang ingin disampaikan melalui gambar-gambar tersebut sebetulnya sangat sederhana. Faber Castell hanya ingin menegaskan bahwa pensil mereka mampu menghasilkan warna yang hampir nyata dan sangat persis dengan warna benda-benda aslinya.

Nah, berlanjut ke contoh yang ketiga. Yang ini datang dari ranah social movement, tapi bisa 'nyerempet' ke ranah bisnis juga sih. 

Bagaimana konsep sawah atau kebun yang ada di pedesaan dipadukan dengan gedung-gedung yang ada di kota? 

Pertanyaan tersebut menghasilkan jawaban berupa konsep yang saat ini dikenal dengan istilah Urban Farming - sebuah social movement di mana orang perkotaan pun bisa bercocok tanam dengan memanfaatkan lahan-lahan terbatas mereka. Baik itu di dalam rumah, maupun mengoptimalkan halaman belakang yang tidak luas-luas amat. Bahkan ada yang berkebun di atas gedung. 



Di samping berbentuk social movement, ada juga yang membawa konsep urban farming ini ke ranah bisnis. Lufa Farm di Montreal, Kanada misalnya. Mereka memanfaatkan lahan kosong di atas gedung perbelanjaan untuk ditanami buah dan sayur lalu menjual hasil panennya secara online. 
Perkebunannya ada di atas gedung


Value yang Lufa Farm usung


Dijual online, tau-tau sampai di depan rumah.

Ide ini pun direspon positif oleh masyarakat perkotaan di Kanada. Mengapa? 

Karena mereka bisa mendapatkan bahan makanan yang fresh, yang dipanen hari itu juga. Sesuatu yang tidak mereka peroleh jika berbelanja di supermarket karena sayur dan buahnya didatangkan dari desa yang mungkin sudah dipanen beberapa hari sebelumnya.

Hmmm, kreativitas itu tidak serumit yang dibayangkan. Lihatlah contoh-contoh di atas, dari ide sederhana, yakni menggabungkan 2 hal yang berbeda menjadi 1, ternyata bisa menghasilkan output yang luar biasa.

Saya harap tulisan ini bisa membantu Anda dalam memancing ide-ide yang keren dan syukur-syukur berguna bagi orang-orang di sekitar. Kalau sudah kepikiran apa idenya, share di kotak comment di bawah ini ya :)

0 komentar: